Top Social

Kepilih Buat Ikutan Online Mega Challenge Bio Essence

|
Hari ini, sehabis sekolah usai, aku pulang jalan kaki ke rumah. Mungkin sekitaran jam 1 siang saat itu, dan di tengah jalan, aku asyik main handphone. Biasa anak muda, cek medsos, hehehe. Lalu, aku dapat notifikasi email baru. Aku hanya lihat sepintas doang, dan ada tulisan Briefing. Aku pikir itu email dari Kana Team karena aku terpilih jadi salah satu buzzer mereka (tunggu nanti sekitar pertengahan Maret untuk detailnya ;)), jadi aku diemin saja dong. Aku pikir aku bakal baca nanti saja di rumah.

Lalu setelah sampai di rumah, aku cuci muka dan ganti baju, lalu melompat ke kasur dan buka email. Ada banyak email baru, dan soal briefing itu ada di paling atas. Jadi aku buka duluan, dong, dan tahu apa?

Ternyata bukan briefing dari Kana Team, tapi dari Bio Essence Indonesia!
OMG, aku langsung kaget sama senang gitu dong. Lalu aku mencoba ingat, ada apa gerangan sampai aku diemail sama Bio Essence.

Aku pun membukanya dan di email tersebut, dijelaskan bahwa aku terpilih sebagai salah satu blogger terpilih yang berhak mengikuti Online Mega Challenge mereka, juga mendapatkan satu trial kit produk best seller dan andalan mereka.
Di email itu, juga diberikan informasi briefing yang harus kulakukan untuk mempromosikan Bio Essence ini.


Senang? Banget! Aku rasanya mau meledak saking senangnya! Kenapa? Karena blog-ku itu tergolong masih 'baru', dan aku mulai serius aktif di blogging itu sekitar bulan November, jadi katakanlah umur blog-ku itu baru sekitar 4 bulan.

Dan untuk umur blog yang segitu, jujur saja, itu masih muda banget. Karena itu aku tidak pernah dapat sponsored review. Bukan berarti aku sangat mengharapkan hal itu, tapi bagi seorang blogger, adalah suatu kehormatan untuk dapat bekerja sama dengan suatu brand. Karena itu artinya, brand tersebut telah mempercayai kita untuk mempresentasikan brand mereka. Even itu barang murah yang mungkin hanya Rp 20.000-an pun aku bakal senang banget.

Jadi, selama ini aku hanya nulis review produk-produk yang sudah kupunya saja di blog, dan aku enjoy-enjoy saja sejauh ini.

Lalu, mulai dibuka pendaftaran Online Mega Challenge Bio Essence ini. Saat pertama kali aku apply-pun aku tidak begitu berharap banyak, aku hanya iseng-iseng saja apply, karena aku tahu, kecil banget kemungkinan aku bisa terpilih. Maksudku, Bio Essence itu brand besar, lho. Pasti banyak blogger yang berpartisipasi ke Mega Challenge ini, jadi aku benar-benar tidak berekspetasi apa-apa.

Sampai email itu datang hari ini.

Memang sih yang kudapat itu hanya trial kit-nya. Dan harga trial kit-nya itu juga terjangkau, hanya Rp 149.000 dan sedang diskon di Guardian dengan harga Rp 99.000. Dan aku memang tidak dibayar untuk ini.
Tapi yang membuatku senang adalah, aku benar-benar merasa terhormat dan merasa sebagai 'blogger' karena aku diberikan kesempatan oleh Bio Essence, juga diberikan kepercayaan oleh mereka untuk mempresentasikan produk mereka.

Maaf kalau aku norak. Aku tahu banyak banget beauty blogger di luar sana yang mendapatkan yang jauh lebih baik dan besar dari yang kudapatkan. Aku tahu kalau hal bahkan biasa saja bagi blogger lainnya. But ... I just can't handle it. Aku benar-benar senang banget akan hal ini...

Secepatnya, begitu barangnya sudah sampai, aku akan segera buat review soal produk Bio Essence ini, jadi tunggu saja, ya! ^_^

Maaf kalian jadi baca curhatanku, hehehe.

Love you all,
XOXO

[Review] Loreal Micellar Water #Refreshing

|

Terima kasih berkat sale besar di Sociolla kemarin, micellar water Loreal yang awalnya Rp 129.000 ini turun jadi Rp 99.000 ~(-3-)~

Awalnya aku gak tertarik buat beli micellar water ini, karena harganya lumayan mahal (emang sih gak semahal Bioderma, hanya saja ada micellar water yang lebih murah daripada ini). Dan menurutku bakal sama-sama saja kayak micellar water lain. Tapi karena ada sale, yah .... aku pun decided buat beli TvT (namanya juga cewek, gak pernah tahan sama sale, kan?)

Oke, lanjut ke micellar water Loreal ini, micellar water ini punya 2 varian, yaitu moisturizing (pink) dan refreshing (biru).
Bedanya apa? Yang pink ini dilengkapi dengan rose extract sehingga cocok untuk kulit yang cenderung kering. Sementara formula refreshing lebih cocok ke kulit berminyak. Jadi, karena kulitku termasuk jenis kombinasi berminyak, aku pun beli yang varian refreshing.


First impression pas aku beli produknya adalah, kemasan produk ini lumayan endut. Karena tiap di foto, produk ini kesannya slim gitu, makanya aku kaget pas lihat. "Wah, ternyata gede juga, ya", pikirku saat itu.


Di bagian depannya ada keteranganan manfaat dan ada tulisan cocok untuk kulit sensitif.



Sementara di bagian belakang, ada keterangan produk, bahan, dan cara pemakaian.


Di botol bagian bawah, ada tanggal expired-nya, mungkin itu, karena tulisannya gak begitu jelas T_T


Tutupnya berbentuk flip flop, dan gak ada yang istimewa, biasa saja lubangnya, dan mudah dibuka-tutup. Juga meminimalisir resiko tumpah. Badannya juga dari plastik, jadi gak bakal pecah.



Overall, aku suka packaging-nya. Walaupun kurang travel-friendly menurutku karena ukurannya yang besar. Tapi aku suka kesan fresh, clean, dan minimalist yang ditampilkan micellar water ini >0<, terlebih ada gambar air gitu di bagian belakangnya, pokoknya kesannya tuh simpel dan gak murahan!

Seperti micellar water pada umumnya, micellar water ini juga bentuk dan warnanya seperti air putih. Dan salah satu hal yang kusuka adalah, micellar water ini gak ada wanginya.

Aku pernah coba yang Corine de Farme dan wanginya lumayan nyengat OMG TvT, Dan bagi kulit sensitif, memang kurang dianjurkan untuk memakai produk yang banyak parfumnya karena takutnya bakal mengiritasi kulit. Jadi ini memang cocok buat kulit sensitif ^^

Lalu, kita lanjut ke manfaat dan kegunaan.
Micellar water ini mengklaim dapat :

1. Membersihkan
2. Menghapus makeup
3. Melembapkan

Pertama, aku bakal uji performa micellar water ini dalam membersihkan makeup.


Di tanganku, aku sudah kasih eyeliner dan maskara waterproof, liquid matte paling transperproof yang aku punya, foundation setebal kulit badak, and other tetek bengek lainnya. Dan sekarang aku akan basahi kapas dengan micellar water ini lalu aku usapkan ke tanganku.

Kapas pertama : berhasil untuk membersihkan foundation, dan eyeshadow. Namun kurang dalam eyeliner, maskara, dan lip matte-nya.

Kapas kedua : eyeliner, maskara, dan lip matte-nya belum terhapus dengan sempurna.

Kapas ketiga : masih belum terhapus sempurna, tapi sudah sebagian.

Kapas keempat : masih kesisa partikel-partikel maskaranya.

Total : lima kapas.

Parah .... aku kira 3 kapas sudah cukup, tapi sampai 5 kapas, gaes XD

Jadi dengan performanya ini, aku kurang suka bersihin makeup yang berat-berat dengan micellar water ini. Soalnya boros, masa mesti pakai 5 kapas, iya gak?

Jadi aku biasanya pakai ini untuk apa? Biasa aku pakai ini setelah mencuci wajah dengan sabun dan sebelum memakai toner, jadi micellar water ini ada dalam antara kedua step itu. Kenapa?

Karena, kadang setelah kamu cuci muka pun kulit wajah akan kurang bersih, pasti masih kesisa sedikit debu dan kotoran yang belum tersingkirkan. Dan kalau kamu langsung apply toner, tonernya bakal kurang terserap dengan sempurna. Karena itu aku pakai micellar water ini agar wajah lebih bersih dan toner-ku dapat bekerja dengan lebih maksimal.

Lengket gak? Lumayan sih, tapi gak lengket-lengket banget, kok, sedikit doang. Dan benar-benar bikin wajah lembab, juga fresh sesuai janjinya. Micellar water ini juga gak bikin wajah berminyak atau kusam setelah single use

Kalau kalian pernah coba Garnier Micellar Water, kalian pasti (atau mungkin hanya aku) ngerasa yang punya Garnier kurang cocok untuk single use karena bakal bikin wajah berminyak dan kusam gitu. Maka itu aku kurang suka yang punya Garnier. Tapi untunglah, yang Loreal ini enggak.

Untuk isinya, isinya 250 ml. Menurutku sih ini masih sedikit ya, mengingat ini teksturnya air dan sekali pakai itu mesti lumayan banyak agar kapas benar-benar basah.

Beli di mana? Kalian bisa beli di Sociolla, tapi aku kasih saran, jangan beli di Guardian! Kenapa? Karena terakhir kali aku ke sana, tepatnya Guardian Tang City, mereka menjual micellar water ini dengan harga Rp 147.000, sementara Sociolla hanya Rp 129.000. Ngerti kan, maksudku? ;>

Tips : jangan tuang airnya terlalu banyak ke kapas, karena nanti bakal basah banget dan jadi kurang nyaman.

-:-:-

(+)
- Desain packaging-nya bagus
- Tidak membuat wajah berminyak dalam single use
- Tutup flip-flop, meminimalisir tumpah
- Mudah didapatkan
- Adem saat dipakai
- Lagi ngehits (abaikan yang ini XP)
- Melembapkan
- Tidak ada wangi, cocok untuk kulit sensitif
- Bikin wajah fresh

(-)
- Tidak sedeep-cleans yang aku kira (bersihnya kurang optimal)
- Lumayan lengket
- Harganya termasuk mahal (Garnier dan Nivea lebih murah)
- Isinya tidak terlalu banyak
- Kurang travel-friendly karena ukurannya besar

Rate? 6/10

Recomended? Bagi aku so-so saja sih produk ini. Jadi, aku tidak terlalu merekomendasikan produk ini, mending beli Corine de Farme yang harganya cuma beda dikit XD, dan bisa buat beli Bioderma yang travel size kalau uangnya ditambah dikit :p

Kalau menurut kalian micellar water ini oke gak? Ada yang pernah coba juga? Share di komen ya ^^


Love you all,
XOXO

[Review] Sariayu Putih Langsat Facial Foam

|
Sariayu Putih Langsat Facial Foam ini adalah facial foam yang menurutku da best di tahun 2016 kemarin, mengalahlan sabun cuci muka lain yang pernah aku coba seperti Missha, Etude, sampai Laneige. Bagiku Sariayu ini bagus banget! (dan harganya juga bagus :v)


Kita bahas dari segi packaging. Well, packaging dari facial foam ini memang terkesan (menurutku) lumayan cheap ya, to be honest. Ya, harganya memang murah sih, tapi aku harap Sariayu membuat kemasan yang lebih 'elegan' gitu, hehehe.

Tapi packaging ini memang mencerminkan Indonesia banget sih, dengan gambar buah langsat di atasnya, juga warna hijau, membuat packaging-nya ini terkesan fresh. Selain itu, ukurannya itu gak begitu besar (ukuran standard sabun cuci muka lainnya) dan tutupnya flip flop, sehingga meminimalisir terjadinya tumpah. So, facial foam ini travel-friendly.

Di bagian belakangnya tertera manfaat, cara penggunaan, ingredients, dan bla bla lainnya. Juga ada tanggal expired-nya, jadi bagus banget biar kita bisa tahu masa pakainya.

Lalu juga ada pembatas alumunium gitu di lubangnya, jadi benar-benar higenis dan biar kita tahu kalau produk ini benar-benar 'baru'.

Lubangnya pas bagiku, dan isinya gampang keluar.

Isinya sendiri berwarna putih dengan micro-scrub berwarna hijau.

Teksturnya lumayan encer, gak begitu kental. Dan scrub-nya ini benar-benar micro, jadi gak kerasa sama sekali scrub-nya.

Bagi yang belum tahu, micro scrub ini benar-benar bagus banget di sabun pencuci wajah karena scrub itu berfungsi membersihkan kulit lebih dalam. Hanya saja, cons-nya scrub itu membuat wajah lebih tipis dan sensitif gitu, makanya gak dianjurkan buat dipakai tiap hari. Maka itu, dibentuklah micro scrub! ^__^

Untuk wangi, aku suka banget! Aku gak tahu ini wangi apa, tapi lebih ke wangi segar manis buah gitu (mungkin wangi buah langsat? Aku gak pernah cium buah langsat, maksudku, emangnya pernah ada yang cium wangi buah langsat? Jelas bukan aku). Pokoknya wanginya itu lembut dan enak banget, sama sekali bukan wangi-wangi kimia yang menyengat gitu.


Busanya sendiri, lumayan berbusa, menandakan kandungan deterjennya lumayan banyak. Tapi bagiku sih baik-baik saja, soalnya aku memang lebih suka yang busanya banyak dan busanya itu lembut banget! Gak bikin wajah sakit atau keganggu gitu.

Lalu setelah pijat sebentar (kalau aku sekitaran 2 menit), aku bilas dengan air. Dan you know what?

Wajahku extremely benar-benar lebih bersih, kinclong, dan lebih cerah!

Aku gak bohong, berkat sabun cuci muka ini, wajahku jadi lebih bersih dan cerah, juga lembut. Gak ada sensasi ketarik atau kering gitu setelah dibasah, wajahku malah jadi lembut.

Dan setelah beberapa jam cuci muka pun (tanpa memakai pelembab), minyak di wajahku benar-benar berkurang drastis dan bahkan setelah kurang lebih 3 jam, wajahku jadi cerah glowing!

Aaaaaa....!! Pokoknya suka banget deh >0<

Harganya juga enak banget, hanya sekitar Rp 12.000 kalau aku gak salah, pokoknya di bawah Rp 20.000 harganya. Murah banget, kan? Kalian bisa cari di Indomaret, Alfamart, dan di mana saja, soalnya facial foam ini memang gampang dicari.

-:-:-

[OVERALL]

(+)
- Murah!
- Travel-friendly, gak gampang tumpah
- Wanginya enak
- Busanya lembut
- Benar-benar membersihkan wajah yang kusam dan dekil
- Membuat wajah cerah dan glowing
- Membuat wajah lembut tanpa merasa ketarik
- Tidak membuat wajah berminyak setelah dicuci
- Penjelasan expired dan ingredients-nya jelas
- Gampang dicari

(-)
- Packaging-nya terkesan murahan (tapi emang murah sih)

Recomended? IYA! Tapi untuk kulit sensitif mungkin kurang cocok mengingat ada wangi(parfum)nya.

Rate? 9,5/10

Segitu saja review-ku hari iini ada yang pernah pakai juga? Kalau menurut kalian gimana? :D


Love you all,
XOXO

[Review] Etude House Face Designing Contouring Palette

|
Halo semuanya, hari ini aku mau review contour palette yang lagi aku sukaaaaaa banget!! Namanya Face Designing Contour Palette dari Etude House!


Ini adalah contour palette paling baru dari Etude House. Contour palette ini ada 2 shade yang berbeda, yaitu Gold Brown dan Link Brown. Gold Brown untuk yang punya warm undertone alias kulit kekuningan, sementara Pink Brown untuk yang pink undertone alias kulit agak pink (kayak bule gitu). Karena aku punya kulit yang kekuningan, aku pun pilih shade Gold Brown.

Lalu begini penampakan kardusnya (desain kardus sama isinya sama aja)


Ada tulisan hangeul dan terjemahan Inggris di baliknya.


Lalu untuk palette-nya sendiri, cukup compact, kecil, tipis, dan ringan, beda sama City Color Contour Effect yang lebarnya cukup memakan tempat.Hanya saja materialnya lumayan rentan untuk pecah bagiku, jadi tidak begitu travel friendly :(



Aku juga suka secara pribadi sama packaging-nya, menurutku benar-benar 'Etude' banget :3. Ada kesan elegan gitu dari packaging-nya yang sleek, dan gak murahan.



Di bagian belakang palette-nya, ada keterangan shade, serta tanggal expired, jadi gak perlu ngitung-ngitung atau ngira-ngira kapan expired-nya ^^

Lalu begitu dibuka, aku langsung kayak "WOW, I LAIK IT!"




Di dalam palette ini ada kaca, sama petunjuk penggunaannya! Jarang lho ada contour palette sepeti ini.

Dalam palette terdapat 1 contour, 1 bronzer, sama 1 highlighter. Sadly, gak ada brush :((


Contour sama bronzer-nya matte, dan highlighter-nya shimmer.

Swatches

Contour : cool-toned brown,
Bronzer : nude-like-skin
Highlighter : shimmery golden pearl highlighter.

Untuk warna contour-nya aku suka karena coklatnya cool-toned, jadi cocok untuk contour natural yang tidak menor.

Untuk bronzer, aku kecewa parah. Karena aku kira warnanya bakal warm coklat yang bakal bikin wajah kelihatan sun-kissed gitu, tapi ternyata warnanya nude seperti kulit, malah lebih kelihatan seperti powder bagiku :(. Mungkin karena bronzer ini memang ditujukan untuk orang Korea yang kulitnya cenderung putih atau pucat kali ya.

Untuk highlighter, aku suka, warnanya netral, cocok untuk semua warna kulit. Hanya saja ada pro dan kontra. Pro-nya, warnanya bagus, pigmentasi oke, dan natural, sesuai dengan kulitku. Kontranya, walaupun pigmentasinya oke, dia kurang pop-out jika dibandingkan dengan highlighter-ku yang lain. Warnanya terkesan kalem dan kurang fierce. Untuk highlighter secara pribadi aku memang lebih suka produk barat sih, karena Korea kan lebih memberikan hasil natural, jadi aku maklumi jika highlighter mereka tidak se-'wow' highlighter barat.

Pigmentasinya cukup oke, blend-able, dan powdery banget. Tapi walaupun powdery, hasilnya gak patchy kok, tenang saja ^^. Sayangnya, produk ini fallout-nya lumayan parah, jadi mesti hati-hati pas swipe dengan brush agar gak beleberan ke mana-mana. Selain itu, produk ini juga lumayan chalky. Tapi selain itu, aku gak ada masalah apa-apa.

Saat ini face contouring Etude ini belum ada di konter Etude Indonesia. Tapi kalian bisa beli di instagram @heartofbluebells dengan harga Rp 150.000, menurutku ini cukup terjangkau untuk kualitas segini :>, tapi mungkin cukup mahal jika dibandingkan dengan contour palette lain seperi dari City Color misalnya.

-:-:-

[OVERALL]

(+)
- Packaging-nya sleek, elegan, tipis, pokoknya bagus banget.
- Ada petunjuk penggunaan
- Warnanya cakep
- Pigmentasi oke
- Engga patchy
- Blend-able
- Hasil natural

(-)
- Warna bronzer-nya jelek, kayak bedak (di kulitku)
-Tidak terlalu travel friendly
- Highlighter kurang pop-out
- Chalky
- Fallout
- Mesti beli di online shop
- Mungkin termasuk kategori lumayan pricey

Recomended? Not really, tapi bagi yang suka contour natural, atau suka Korean look gitu, kalian pasti suka ini.

Rate? 9/10


-:-:-

Segitu dulu saja review-ku hari ini. Kalau contour palette kesukaan kalian apa? ;)

Love you all,
XOXO


[Review] Skinfood Black Sugar Wash Off Mask

|
Scrubbing itu penting. Setuju gak? Kalo aku sih jelas jawabannya : PENTING BANGETZ!

Rasanya kalau aku gak scrubbing-an at least seminggu sekali saja. Wajahku itu udah kayak wajah para pejuang perang di masa lampau yang dekil, kusam, dan berminyak. Dan wajahku juga jadi kasar, juga pori-pori wajah membesar.

Pokoknya scrubbing itu penting banget deh bagiku! Bagi yang belum tahu, scrubbing itu gunanya untuk mengangkat sel kulit mati serta kotoran yang tersumbat dalam pori-pori kulit.

Nah, di postingan kali ini, aku mau review soal salah satu face scrub yang selalu aku pakai dan selalu aku repurchase saking sukanya, yaitu Skinfood Black Sugar Wash Off Mask!


Aku yakin kalian juga pasti sering banget dengar masker satu ini, karena masker ini sudah kayak Korea Best Mask di mana-mana. Reputasinya juga bagus di mata para beauty blogger.

Nah, ayo kita langsung saja ke review-nya! ^^

-:-:-

Selain Etude, aku juga suka sama segi packaging Skinfood. Packaging-nya itu selalu ala-ala tradisional gitu (mengingat Skinfood ini sudah ada sejak 1957), tapi entah kenapa gak kelihatan jadul. Old fashion, but still high. Semua produk-produknya gak pernah kelihatan murahan walaupun kemasannya terkesan tradisional.


Begitu pula dengan Skinfood Black Sugar Wash Off Mask ini. Ada sentuhan ala-ala tradisional gitu dari kertas yang ada di atasnya gitu (yang warna coklat dengan nama maskernya). Kertasnya itu kayak kertas daur ulang, jadi kasar-kasar gitu. Tapi walaupun kena air, anehnya gak basah. Yah, pokoknya aku suka sih.


Maskernya ini berbentuk jar, hanya saja lumayan unik. Lebih seperti ke perpaduan antara tabung dengan lingkaran dengan diameter yang lebih besar di atasnya. Aku suka sama packaging-nya; unik dan gak murahan.

Minus dari packaging-nya ini, ukurannya lumayan memakan tempat. Walaupun begitu, masker ini travel friendly (terlepas dari ukurannya) karena materialnya itu bukan material gampang pecah. Di badan tabung, ada tulisan hangeul, yang aku gak ngerti apa artinya.


Tapi untunglah ada bahasa inggrisnya juga, yang menunjukan cara pemakaian, manfaat,  serta ingredients.


Begitu dibuka, bakal ada pembatas maskernya.


Dan isinya adalah scrub berwarna coklat
tua keemasan.


Teksturnya kental tapi rada licin juga, mirip dengan gula yang dicampur sama sedikit minyak atau air. Scrub-nya itu benar-benar dari gula.



Lanjut ke segi manfaatnya. Scrub ini gak begitu kasih janji yang muluk-muluk. Klaimnya hanyalah membersihkan wajah serta mengangkat sel kulit mati pada wajah agar wajah glowing, bersih, dan lembut. Gak ada manfaat-manfaat lain seperti mencerahkan wajah, or mencegah jerawat, or something like that. 

Kalian bisa pakai setelah cuci wajah dengan sabun selama kurang lebih 15 atau 10 menit. Lalu sebelum dibilas, pijat wajah (istilah kasarnya sih gosok), lalu baru bersihkan dengan air.


First impression aku pas pakai ini adalah, scrub ini wanginya lumayan kuat. Tapi wanginya bukan wangi yang aneh-aneh, tapi wangi citrus! Citrus seperti lemon gitu, pokoknya enak dan fresh deh >o<

Dan pas aku olesin ke wajah, aku merasa kalau butiran scrub-nya ini lumayan kasar dan agak besar. Jadi mungkin kurang cocok untuk kulit sensitif, karena kalau digosok di wajah, rada sakit mengingat butirannya besar dan kasar.

Selama aku nunggu sekitar 10 menit, scrub ini gak mengering ke wajah or something like that. Sepertinya tujuan masker ini ditunggui agar formulanya meresap ke wajah, tanpa membuatnya mengeras.
Lalu aku pun bilas dengan air dan hal yang kunotice adalah, wajahku cerahan.

Serius deh, kalian bisa lihat sendiri di foto di bawah ini.


Yang sebelah kiri itu foto pas aku cuci muka dengan sabun, dan yang kanan setelah aku bilas maskernya.

See? Kalian bisa lihat sendiri! Wajahku jadi lebih cerah, glowing, bersih, dan lembut!! Benar-benar deep cleans, lho masker ini. Wajahku benar-benar terasa lebih bersih dan lebih enteng (kalian ngerti maksudku, kan?)

Dan hal yang paling menggembirakan adalah, ini bisa buat ngusir komedo, lho! Baik yang blackhead maupun whitehead.

Asal kalian tahu, setelah aku gosok scrub ini di bagian hidung dan aku bilas, komedo-komedo putihnya langsung mencuat keluar. Jadi lebih gampang disingkirkan! Aku langsung combine dengan Biore Pore Pack yang Extra Charcoal dan komedoku keangkat semua!! Pokoknya kombinasi ini ampuh banget buat ngusir komedo! (^0^)/

Kalau ngomongin soal bisa mengurangi minyak (untuk kulit berminyak) atau melembapkan (untuk kulit kering), aku bisa bilang masker ini mampu mengatasi keduanya. Masker ini cocok untuk semua jenis kulit. Walaupun menurutku untuk kulit yang jerawatan (apalagi yang gede-gede)banyak dan kulit sensitif, masker ini kurang cocok karena mungkin bakal terasa sakit di kulit kalian saat digosok, tapi overall bagiku, ini oke banget.

-:-:-

[OVERALL]
(+)
- Luv the packaging
-Materialnya gak gampang pecah
-Wangi citrusnya enak
- Isinya banyak, jadi hemat
- Mencerahkan wajah
- Benar-benar deep cleans

(-)
- Ukurannya lumayan besar
- Butiran scrub-nya rada besar dan kasar

Recomended? YASH!

Rate? 9.5/10

Segitu saja review-ku hari ini, kalau kalian biasa pakai scrub apa?:D

Love you all,
XOXO

Mary's Though : Valentine, Is That Worth to Celebrate?

|

Bingung kenapa aku kasih judulnya "Valentine, Is That Worth To Celebrate"?

Well, di Indonesia, perayaan Valentine sudah lazim (banget) dirayakan seperti halnya dengan perayaan natal dan puasa. Valentine rasanya sudah menjadi suatu momen, adat istiadat yang krusial, yang tak boleh dilewatkan banyak bagi kebanyakan orang. Valentine menjadi suatu hal yang 'wow'.

Tapi aku lumayan merasa bingung untuk Valentine ini. Kenapa? Valentine itu kan hanya perayaan biasa doang, bukan festival keagamaan atau hari penting seperti kelahiran Yesus Kristus. Kenapa perayaan Valentine ini dapat disamakan dengan hari-hari penting lain di Indonesia?

Begitu ke mall, langsung kelihatan hiasan-hiasan 'Happy Valentine'. Tiap buka e-commerce website atau online shop langsung muncul tulisan 'VALENTINE SALES 50% OFF' besar-besar di dekstop lengkap dengan banner hati, pita, coklat, dan warna pink. Saat masuk ke supermarket, ada spanduk 'Valentine Promo, Penawaran Khusus Coklat Untuk Yang Tersayang'

I mean, it just Valentine!

Kali ini aku akan memberikan semua pendapat dan opiniku mengenai Valentine. Opini yang tidak memihak namun realists. Namun sebelum aku mengupas lebih jauh mengenai perayaan ini, mari kita tengok ke masa lalu, awal mula hari Valentine ini.

Ada berbagai versi dari sejarah Valentine ini. Versi yang terkenal tentu saja adalah mengenai 3 orang martir yang bernama Valentine, aku yakin sebagian dari kalian pasti sudah pernah mendengar kisahnya. Namun (terlepas dari legenda) aku yakin pada versi bahwa Valentine ini ditetapkan pada 14 Februari karena diyakini bahwa tanggal itu adalah tanggal di mana burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di cerita 'Parlement of Foules' dengan kutipan :

"For this was sent on Saint Valentyne's day"

"When every foul cometh there to choose his mate "

Cukup romantis, ya?

Lalu dari Eropa, perayaan Valentine ini mulai menyebar ke Amerika dan sampai ke Asia, termasuk Indonesia.

Sebenarnya aku tidak terlalu mempermasalahkan etika perayaan Valentine, tapi lebih ke mengenai bagaimana perayaan itu dirayakan.
Menurutku, di Indonesia ini, Valentine dirayakan secara kapitalisme.

Kenapa aku bilang begitu?

Mari lihat kembali poin di awal, apa yang paling mencolok dari Valentine di Indonesia ini? Yup, sale & pembelian coklat, mawar, boneka, etc.

Setiap kata Valentine terlintas, aku yakin yang langsung terbayang di benak kalian adalah sekotak coklat mahal dengan pita pink atau boneka teddy besar, atau mungkin 100 mawar merah asli dan dinner romantis.

Kasarnya, hal-hal yang membutuhkan dana.

Oh, juga suatu kekhawatiran seperti :

1. "Aku dapat coklat dari si dia gak, ya?"
2. "Duh, gimana kalau coklatku kurang banyak dari dia? Kan gengsi, secara aku lebih populer."
3. "Aku dapat berapa coklat, ya?"

See? Yang kalian khawatirkan hanyalah hal-hal fana! Lebih kepada tren, bukannya menganggap Valentine sebagai tradisi atau perayaan sakral yang berlangsung berabad-abad!

Mari kita lihat ke negara barat. Mereka memang membeli coklat. Tapi poin utama mereka pada Valentine bukanlah itu, bukan juga mengenai berapa banyak coklat yang akan mereka terima, melainkan kartu.
Iya, kartu. Mereka lebih pada bertukar kartu Valentine bergambar cupid. Bahkan dari yang kudengar, gereja di sana juga melakukannya. Bagi mereka, kartu ucapan itu lebih terkesan menyayangi, mengasihi, dan perhatian. Bukannya coklat, boneka, atau mawar sebagai tetek bengek utama. Dan poinnya, mereka tidak mempermasalahkan seberapa banyak kartu yang mereka terima.

Dan aku rasa Valentine ini adalah kesempatan bagi kaum-kaum oportunis untuk melariskan produk mereka, contohnya seperti yang kukatakan tadi; coklat dan sale.

Maksudku, memangnya kita harus beli coklat untuk Valentine? Memangnya kita tidak dapat memberikan mawar atau boneka selain hari Valentine? Kenapa para pasangan harus menunggu saat-saat romantis pada harj Valentine? Seakan-akan hal-hal itu tidak dapat dilakukan kecuali saat Valentine.

Ayolah, memangnya dalam mengucapkan atau mengekspresikan kasih sayang hanya harus saat Valentine? Memangnya gak boleh kasih coklat di luar hari Valentine? Kenapa harus saat Valentine saja?
Mungkin ini sama persoalannya dengan makan opor saat lebaran, atau makan kalkun saat natal. Itu sudah tradisi.

Tapi aku tidak melihat orang-orang sekarang (di Indonesia yang kumaksud di sini), lebih memperlakukan sebagai tren ketimbang tradisi seperti yang sudah kukatakan di atas tadi.

Sebagai salah satu contoh, mari kita bandingkan perayaan Valentine antara Indonesia dengan Inggris.

Di Inggris, orang-orangnya memiliki tradisi untuk meletakkan daun semanggi berdaun empat di sudut bantal sebagai lambang keberuntungan dan makan telur galam.
Di Jerman, mereka melakukan tarian-tarian serta pembacaan puisi.

Lah Indonesia? Beli coklat? Candle-light dinner bareng pasangan?

Maaf saja, tapi bagiku itu dangkal banget.
Kenapa kita harus ikut-ikutan melakukan hal itu? Kenapa kita ikut membeli coklat? Untuk mengekspresikan kasih sayang? Well, apa kalian yakin itu tujuannya? Hanya diri kalian sendirilah yang tahu apa tujuan kalian melakukan itu.

-:-:-

Poin penting yang ingin kutekankan di sini adalah, jangan mengikuti tren. Lakukan hal yang menurut kalian penting dan perlu, dari lubuk hati kalian. Jangan karena ini Valentine jadi kalian kayak "Wah, ini kan Valentine, aku mau beli coklat ah."

C'mon, itu dangkal banget.

Dan kalian juga tidak perlu menghabiskan dana hanya untuk membeli coklat mahal dan besar hanya untuk menunjukkan kasih sayang kalian. Lebih baik kalian membuat coklat kalian sendiri jika memang ingin memberi atau bertukar coklat. Jauh lebih hemat, kan? Dan juga aku yakin mereka yang mendapat coklat akan lebih tersentuh dan menghargai (walaupun mungkin coklat yang kau buat akan membuat mereka sakit perut, tapi tak apa selama ada cinta di dalamnya ;))

Itu saja yang mau kushare hari ini. 

Maaf kalau ada yang merasa tersinggung. Dan aku tahu gak semua orang Indonesia seperti ini, aku hanya memberikan pendapatmu yang didasari dari melihat orang yang ada di sekitarku. Menurut kalian sendiri Valentine itu apa? Ayo bertukar pikiran yuk ^__^

Love you all,
XOXO