Top Social

[Review] Beauty Creations Elsa Eyeshadow Palette

|
Halo semuanya.

Karena banyak juga dari kalian yang merequest untuk melakukan review untuk produk ini, maka kulakukan yey! Jadi postingan kali ini aku mau review soal eyeshadow palette yang lagi super happening dari brand yang juga lagi kekinian banget yaitu Beauty Creations seri Elsa!



Omagahhh... kayak langsung jatuh cinta gitu kan ya sekali lihat? Wkwkwk.

Jadi sedikit cingcong biar openingnya panjang dikit, Beauty Creations itu brand asal Amerika Serikat dan belum ada di Indonesia. Palingan hanya ada di online shop doang maksudku, belum ada offline store-nya.

Beauty Creations ini jadi terkenal karena eyeshadow palette mereka yang seri Irresistible. Konon, Beauty Creations Irresistible itu dupe dari Anastasia Beverly Hills yang Modern Renaissence. Gak tahu juga sih benar atau engga, soalnya belum pernah coba. Btw, seri Elsa ini adalah produk pertama dari Beauty Creations yang pernah aku coba, lho! Muehehehe.

Okay, let's get started!




-:-:-


[KLAIM]





"Say hello to our latest love, Elsa. Packed with color and pigmentation this palette is for all makeup lovers. Diverse in colors and finishes this is a must have in everyones makeup collection. Satisfy all your moods with rich earth tones and pop of vibrant colors. Tag us on all your creations #beautycreations"






-:-:-


[PACKAGING]







Jadi kemasan Beauty Creations Elsa Eyeshadow Palette ini terbuat dari kertas karton yang super tipis dan ukurannya lumayan besar. Memang terkesan agak 'murah; sih, soalnya bukan dari beludru atau besi gitu. Tapi yah, yang penting kualitasnya oke!



I really love the design, okay?! Nuansa 'Frozen'-nya kentara banget dan pokoknya beneran 'Elsa' gitu XD




-:-:-


[TEKSTUR & WARNA]






Awalnya aku pikir tekstur dari Beauty Creations Elsa Eyeshadow Palette bakal creamy parah, tapi ternyata tidak. Ternyata teksturnya keras, namun tetap pigmented kok.

Warna metalic-nya parah sakit jiwa, keren banget. Sekali swipe pigmented, lalu smooth dan glitternya halus, rapat, dan gak berceceran. Untuk warna matte juga cukup pigmented (tentu saja tidak se'wah' yang metalic ya) dan sedikiiiittt chalky. So far, tidak ada komentar buruk soal tekstur dan pigmentasi eyeshadownya!




Anyway, Beauty Creations Elsa Eyeshadow Palette ini mempunyai 35 warna yang bervariasi mulai dari biru hingga peach. Untuk lebih lengkapnya, Beauty Creations Elsa Eyeshadow Palette ini mencakup tone :

1. Ungu.
2. Biru.
3. Hijau.
4. Merah.
5. Orange.
6. Earthy (coklat gitu-gitu)

Dan warna dasar seperti hitam dan cream. Tone warna yang tidak ada yaitu pink dan kuning. Tapi menurutku, warna-warna dari Beauty Creations Elsa Eyeshadow Palette tergolong lumayan lengkap untuk ukuran satu palette.



-:-:-


[SWATCHES]









-:-:-


[PEMAKAIAN]





Menurutku Beauty Creations Elsa Eyeshadow Palette sudah bagus karena pigmented, kemudian fall out-nya sedikit, warnanya juga mudah diblend, no complain about it! Palingan hanya pigmentasinya tidak se'gila' itu. Jika diberi skala, maka kegilaan pigmentasi dari Beauty Creations Elsa Eyeshadow Palette adalah 90%.

Aku ada main-main juga tentu saja dengan palette ini. Di sini aku bermain warna ungu karena trend warna tahun ini adalah ULTRAVIOLET!



Buat yang penasaran sama tutorialnya, langusng saja ke sini.





-:-:-


[WHERE TO BUY & HARGA]





Aku beli ini di Shopee @beautycallindo dengan harga Rp 301.000 dari harga normal Rp 335.000 dan menurutku, harganya itu super masuk akal banget!!! Serius deh, ini beneran worth!!! XD




-:-:-


[OVERALL]




(+)
- Tersedia dalam 35 warna yang hampir lengkap.
- Fall out sedikit.
- Warna matte tidak chalky.
- Glitter dari warna metalic-nya halus.
- Mudah diblend.
- Pigmentasinya wow.
- Harga masuk akal.

(-)
- Teksturnya keras (masalah prefensi karena aku lebih suka eyeshadow yang creamy).
- Kurang warna tone kuning dan pink.
- Belum ada di Indonesia.

Rate? 9.5/10

Recomended? Yes!




-:-:-




And that's it! Semoga postingan review kali ini bermanfaat bagi kalian!

Bagaimana menurut kalian? Apakah Beauty Creations Elsa Eyeshadow Palette ini oke? Tertarik untuk mencoba? Atau sudah pernah coba? Komen di bawah dong!





Love you all,
XOXO

Mau Jadi Apa

|
WARNING!

Konten ini memuat hal negatif, (sedikit) kasar, dan hal-hal yang mungkin membuat kalian tidak nyaman. Apa yang kutulis di sini hanyalah ungkapan pribadi, personal, dan tidak bermaksud menyinggung siapapun. Ini semacam cuap-cuap gelap seorang remaja labil. 


-:-:-




Halo semuanya.

Hari ini aku gak mau post review atau apapun soal beauty, tapi mau ngeshare pendapat aku yang terus berenang di otak selama hampir sebulan.

Semua berawal dari pertanyaan sederhana yang berbunyi :

"Kamu mau jadi apa?"

Jujur, lumayan banyak sih yang nanya gini ke aku. Orangtua, teman, guru, sampai orang asing. Pertanyaan yang terdengar simpel. Tapi sama sekali tidak simpel untuk dijawab.

Kamu mau jadi apa?

Tentu saja aku sudah mikir mau jadi apa. Sebagai orang yang selalu berorientasi terhadap masa depan, gak mungkin aku ga tahu mau jadi apa. Aku tahu apa yang kumau. Tapi pada akhirnya aku hanya menjawab.

"Gak tahu."

Kenapa?

Jadi begini...

Pekerjaan yang akan kita jalani di masa depan, tentunya harus berhubungan dengan passion kita sekarang, bukan? Nah, jadi agar lebih mudah, aku akan memberitahu kalian passion dan background-ku.

Aku sekarang di sekolah kejuruan dengan jurusan animasi. Kedengaran unik banget, bukan? Jurusan ini memang agak asing sih di sekolah kejuruan. Animasi ini pada dasarnya sama seperti desain grafis. Kita harus belajar nirmana, digital imaging, tralala, kita juga belajar bagaimana cara memproduksi film animasi. Sudah dapat gambaran? Bagus.

Kenapa aku masuk jurusan animasi?

Jujur, karena aku penasaran.

Saat itu, saat aku hendak memutuskan masuk SMA mana, otakku entah kenapa berpikir seperti ini :

"Ketimbang masuk SMA, yang di mana kita hanya belajar pelajaran normatif (yang biasa saja gitu), bukankah lebih baik masuk kejuruan yang jika dipikir-pikir dapat menambah ketrampilan yang akan bermanfaat untuk masa depan? Sekaligus untuk mengetes apakah aku cocok di desain atau tidak (karena aku pernah berpikir buat menjadi desainer).

Dan kalian tahu apa? Aku sama sekali tidak cocok di sana.

Ternyata sekolah kejuruan itu gak gampang. SAMA SEKALI ENGGA! Dan aku pun menyadari kalau aku lebih suka menggambar sebagai hobi, bukan profesi. Karena aku sama sekali gak menikmati menggambar atau mendesain saat mengerjakan tugas.

Kembali ke topik.

Apa passion aku?

Mungkin sebagian dari kalian akan menjawab : Makeup. Karena aku sering buat beauty content, tralala.

Tapi silahkan kaget, karena beauty bukan passion aku.

Beauty itu lebih kayak pelarian aku dari real life sih, semacam mood booster gitu. Kalau aku lagi bosen atau jenuh, main makeup. Kalau aku lagi stuck banget, main makeup. Kalau lagi stres, main makeup. Tapi aku gak mau jadiin beauty ini sebagai profesi utama aku di masa depan. Ngerti, kan?

Jadi apa yang benar-benar aku suka?

Dengan rendah hati aku akan mengatakan, aku suka belajar.

Maksudku, aku suka belajar akan hal yang kusuka dan yang membuatku penasaran.

Apa yang membuatku penasaran?

Aku suka filosofi, psikologi, sejarah, simbol-simbol kuno, dan matematika. Menurutku 5 bidang itu adalah 4 bidang yang indah dan sangat menggelitik. Kayak, sehari saja aku gak baca salah satu dari bidang-bidang itu, aku bakal susah tidur dan selalu ada rasa 'haus' dan 'kurang' dalam diriku.

Kedengeran aneh banget ya. Memang.

Aku suka minta bantuan dari kenalan untuk memberi teks file online mengenai tesis atau semacam naskah mengenai bidang-bidang itu dan kadang saat senggang, aku membacanya sebagai bacaan ringan (di samping manga dan fanfiction tentunya). Atau kalau aku ada uang lebih, aku akan pakai untuk membeli buku yang aku mau. Aku selalu senang dan kayak 'hidup' saat tenggelam dalam dunia kecil yang kubuat sendiri.

Filosofi membuatku lebih memaknai dan memikirkan sesuatu lebih dalam.

Psikolgi mengajarkanku dalam bersikap penuh hati-hati di depan orang dan melihat gestur orang lain.

Sejarah dan simbol-simbol serasa mengajakku berpetualang ke masa lalu, masa yang tidak akan pernah dapat kusinggahi.

Mengerjakan matematika membuat otakku ringan dan semua beban di pundak serasa hilang.

I really really really love them.

Tapi kembali lagi ke pertanyaan : Kamu mau jadi apa?

Aku tentu saja gak akan mengatakan ke orangtuaku kalau aku mau (minimal) salah satu dari jurusan itu. Kenapa? Karena jurusan-jurusan itu, di Indonesia, dapat dikatakan 'Tidak Mempunyai Masa Depan'. Pasti reaksi yang aku dapatkan adalah :

"Buat apa masuk Matematika Murni? Kamu mau jadi apa?"

Masa aku bilang kalau aku mau masuk itu hanya sekedar rasa haus ilmu? Bisa disleding aku. Karena pada dasarnya aku gak (atau belum) mau menjadikan salah satu dari 5 bidang itu sebagai profesi tetap, cuma sekedar 'cinta' dan 'lapar'.

Sebenarnya kadang aku bingung. Apa sih gunanya kuliah?

Menurutku, kuliah itu gunanya adalah untuk mencari ilmu. Atau tepatnya, memenuhi rasa haus ilmu. Maksudku, di SD, SMP, atau SMA, aku sama sekali tidak pernah mencapai kepuasan saat mendapat ilmu! Di SMA sama sekali gak ada filsafat atau rune-rune kuno! Dan belajar lewat internet juga membuatku tetap haus dan lapar! Satu-satunya jalan hanyalah kuliah. Di mana ada pembimbing serta orang-orang dengan minat yang sama.

Tapi kayaknya aku doang yang mikir kayak gitu. Karena pada kenyataannya, orang kuliah buat cari kerja. Bukan buat memenuhi rasa haus ilmu.

Sialan. Kadang aku mikir. Kok bisa ya orang masuk jurusan bisnis atau marketing selama 5 tahun lalu membuat skripsi tentang itu? Di mana letak serunya? Bukankah lebih seru menjelajahi matematika atau membuat skripsi mengenai hal-hal misterius di balik simbol dan peninggalan yang mungkin belum terungkap?

Tapi sekali lagi, hanya aku yang berpikir seperti itu.

Masih gak ngerti? Jadi inti pemikiranku itu seperti ini :

Waktu kita sedikit dan dunia ini luas. Kebanyakan waktu kita dibuang untuk hal-hal yang tidak berarti dan hal yang perlu dipelajari semakin banyak. Ilmu pengetahuan begitu banyak dan masih banyak yang perlu kita jangkau sedangkan manusia mempunyai batas waktu.

Manusia harus menempuh pendidikan dasar, kuliah, lalu kerja, lalu menikah. Itulah rantai normalnya, atau aku lebih suka menyebutnya sebagai lingkaran setan. Lingkaran setan yang dibuat oleh masyarakat sosial yang padahal dulunya hanyalah makhluk yang sama dengan makhluk tak berbudaya. Kapan ada waktu untuk mencari semua hal yang ingin kutahu dan memenuhi rasa lapar yang terus ada?

Ditambah lagi aku perempuan. Yang tentu saja semakin berat karena biasanya perempuan cenderung lebih ditekan untuk hal-hal seperti ini, kan? Terkutuklah kehidupan sosial. Pasti akan ada saja yang nyinyir kayak, kapan nikah, belajar hal gak guna, tralalala.

Sebenarnya jika aku bertanya pada diriku sendiri, aku mau jadi apa, aku akan menjawab, aku mau menjadi arkeolog. Atau

Tapi aku yakin 100% orangtua aku gak bakal setuju.

Jadi aku mau jadi apa?

Aku sudah memikirkan satu gagasan. Gagasan yang menurutku masuk akal, 50% akan disetujui orangtuaku, dan aku juga 90% tertarik akan hal itu. Namun aku tidak akan memberitahukannya di sini, karena terdengar konyol.

Mungkin aku akan mengejar haus ilmuku nanti.... karena sepertinya Indonesia tidak akan menerima mahasiswa yang berkuliah karena alasan lapar, bukan karena alasan lazim seperti 'mempersiapkan masa depan'.

Astaga, inilah satu hal yang kubenci dari diriku.

Sekian.